Sebagai orang tua, Anda tentu
senang jika si kecil betah mengobrol dengan Anda. Sayangnya, ketika
pertanyaan si kecil semakin menyulitkan dan membuat pusing, tak jarang
Anda malah menyuruh si kecil diam. Hati-hati ini bisa mematikan
kreativitas dan keingintahuannya...
Sesungguhnya jika pertanyaan
si kecil memang beralasan dan tidak mengada-ada, tak ada salahnya
menanggapi secara positif. Pertanyaan-pertanyaan itu menandakan ia
termasuk anak kritis, yang mampu berpikir independen dan kreatif, di
samping memperlihatkan kecerdasannya.
Umumnya, si kecil yang
kritis adalah anak yang mendapat keleluasaan untuk mengemukakan
pendapat. Jadi tidak melulu tergantung pada tingkat kecerdasannya.
Selain itu, banyaknya rangsangan dari luar, seperti buku, televisi dan
lainnya, termasuk faktor yang mempengaruhi sikap kritis si kecil, serta
mempertajam kemampuan berpikirnya.
Menghadapi pertanyaan bertubi-tubi dari si kecil, sebaiknya Anda tidak memberikan informasi atau keterangan bohong.
Kalau
belum tahu jawabannya, sebaiknya Anda tidak malu untuk mengatakan tidak
tahu, sambil berusaha mencari tahu hal yang ditanyakannya. Bukankah
input untuknya tidak harus selalu berbentuk informasi? Cara Anda
berkata, menolak, dan memberi tahu, semuanya adalah input berharga
baginya.
Sumber: Buletin info-Sehat edisi XVI
Menyikapi Sikap Kritis Si Kecil
Menghadapi
pertanyaan bertubi-tubi dari si kecil yang kritis, apa yang sebaiknya
Anda lakukan dalam menyikapi agar daya kritis si kecil makin terasah.
1. Jangan menunjukkan respons negatif
Sangat
bijaksana bila Anda tidak menunjukkan respons negatif atas sikap kritis
si kecil, seperti marah, kesel, atau malah menyuruh ia diam.
2. Kesabaran
Kesabaran
Anda boleh dibilang memegang peranan terpenting. Jangan sampai si kecil
berhenti bertanya karena ternyata Anda bosan dan tidak lagi
menjawabnya.
3. Kesiapan
Mau tidak mau Anda memang harus
selalu siap menghadapi reaksi si kecil mengenai berbagai hal di
sekitarnya. Dengan demikian, Anda tidak merasa terkejut atau terganggu
oleh sikap kritis si kecil, karena bisa mengantisipasi sebelumnya.
4. Sepakati aturan main
Sebelum
bepergian ke tempat yang melibatkan banyak orang, misal arisan, bank,
atau pesta perkawinan, sebaiknya Anda ceritakan terlebih dahulu situasi
yang akan ia temui, dan perilaku seperti apa yang Anda harapkan darinya.
Misalnya tidak bertanya terus selagi orang lain bicara, atau mintalah
ia menyimpan pertanyaan tersebut hingga di rumah.
5. Dengarkan baik-baik
Sebelum
menjawab, dengarkan baik-baik dan pahami pertanyaannya. Bahkan kalau
perlu ajukan pertanyaan balik agar jawaban Anda benar-benar memenuhi
kebutuhannya. Ini juga berguna untuk menghindari salah paham.
6. Arahkan pada penemuan jawaban
Untuk
lebih melatih ketajaman berpikir si kecil, sebaiknya bimbing ia untuk
menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri. Caranya? Dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan balik yang mengarah pada penemuan jawaban.
Sumber: Buletin info-Sehat edisi XVI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar